Menyatukan Keberagaman: Peran Komunikasi Antarbudaya Di Indonesia
Dok.Pribadi
Keberagaman
Budaya di Indonesia
Indonesia merupakan negara dengan populasi yang dikenal dengan istilah “heterogen”. Masyarakat di Indonesia tentu saja mempunyai berbagai suku, agama, ras, dan adat istiadat yang berbeda-beda. Indonesia, yang dikenal dengan semboyan “Bhinneka Tunggal Ika,” yang berarti “berbeda-beda tetapi tetap satu jua,” menggambarkan keberagaman yang menyatukan bangsa ini. Semboyan tersebut mencerminkan realitas bahwa kita berasal dari berbagai latar belakang suku, agama, ras, dan antar golongan. Keberagaman ini bukanlah penghalang, melainkan kekuatan yang memperkaya budaya dan memperkuat persatuan kita.
Keanekaragaman ini merupakan kekayaan, tetapi juga bisa menjadi sumber ketegangan jika tidak dikelola dengan baik. Dalam menghadapi perbedaan, sangat penting bagi kita untuk menjaga kerukunan, saling menghormati, dan bekerja sama demi kepentingan bersama. Persatuan ini adalah fondasi utama yang memungkinkan Indonesia untuk maju dan berkembang. Adanya bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan yang diharapkan supaya dapat memahami satu sama lain walaupun terdapat perbedaan bahasa daerah. Kita harus tetap teguh dalam komitmen kita untuk hidup rukun dan damai. Setiap perbedaan dianggap sebagai kekayaan yang tak ternilai, dan terus memperkuat persatuan di tengah keberagaman yang ada.
Peran
Komunikasi Antar Budaya
Pemahaman yang baik tentang komunikasi antar budaya membantu individu dan kelompok untuk saling menghargai dan mengerti satu sama lain, mengurangi prasangka, dan memperkuat hubungan sosial. Setiap warga negara diharapkan mampu memahami dan menghormati perbedaan, menciptakan lingkungan yang inklusif dan harmonis. Di dalam bukunya, Samovar mengatakan bahwa, “Era saat ini sangat diperlukan kontribusi pada masing-masing individu pada terciptanya masyarakat yang lebih toleran dan damai”.
Komunikasi antar budaya pada tahun 2024 menjadi sangat penting karena dunia semakin terhubung, baik secara fisik maupun digital. Tanpa pemahaman mendalam mengenai konsep komunikasi antar budaya, mungkin risiko kesalahpahaman atau bahkan konflik dapat meningkat. Komunikasi memiliki peran penting mengingat perbedaan cara pandang, nilai, dan norma di berbagai kelompok masyarakat. Konflik ini biasanya terjadi karena ketiadaan dialog terbuka dan komunikasi antar kelompok yang berbeda latar belakang. Tentu saja hal tersebut dapat menghalangi penyelesaian damai atas konflik perbedaan yang terjadi. Penyebaran rumor dan provokasi oleh pihak yang ingin memanfaatkan perbedaan untuk keuntungan politik atau pribadi juga dapat memperburuk situasi.
Pengalaman
mengenai Komunikasi Antar Budaya:
Saya memiliki pengalaman pribadi yang berkesan mengenai komunikasi antar budaya. Pengalaman ini terjadi ketika saya berlibur bersama keluarga ke Kalimantan dan menginap di salah satu rumah warga setempat. Sebagai seseorang yang terbiasa dengan budaya Jawa. Saya merasa sedikit terkejut dengan perbedaan budaya yang saya temui di sana (culture shock). Selama tinggal di Kalimantan, saya menyadari bahwa budaya setempat sangat kaya dan berbeda dari apa yang saya kenal di Jawa. Hal ini sangat wajar terjadi pada seseorang yang baru mencoba untuk beradaptasi di suatu lingkungan yang memiliki budaya yang berbeda.
Proses penyesuaian budaya bisa menjadi tugas yang panjang dan berat yang memerlukan perolehan banyak pengetahuan tentang budaya baru. Misalnya, dalam setiap jamuan makan yang diadakan, hampir selalu ada arak dan tua yang disajikan. Arak adalah minuman keras tradisional yang terbuat dari fermentasi bahan-bahan alami, sementara tua adalah sejenis minuman yang biasanya terbuat dari fermentasi tuak atau bahan lain yang diolah secara tradisional. Di Kalimantan, budaya penyambutan dan perayaan sering kali diiringi oleh pesta besar yang mencakup berbagai kegiatan tradisional. Misalnya, masyarakat setempat mengadakan pesta yang melibatkan minum minuman tradisional seperti tuak dan arak, serta menari dengan tarian tradisional yang khas daerah tersebut.
Perayaan
ini dapat berlangsung hingga larut malam atau bahkan hingga pagi hari.
Acara-acara besar seperti pesta pernikahan, perayaan Natal, ulang tahun desa,
dan berbagai peristiwa penting lainnya biasanya dirayakan dengan penuh semangat
dan melibatkan komunitas secara luas. Salah satu cara unik untuk menyambut tamu
adalah dengan menampilkan tarian tradisional dan memberikan kalungan bunga
sebagai tanda komunikasi nonverbal yang berkaitan dengan menghargai dan penghormatan kepada tamu yang
datang. Ini mencerminkan rasa kebersamaan dan penghargaan yang tinggi terhadap
tradisi dan tamu yang hadir.
Di
Jawa, cara berkomunikasi dan menyambut tamu biasanya lebih fokus pada keramahan
dan kenyamanan. Ketika menyambut orang baru, mereka cenderung menyediakan
berbagai jenis makanan tradisional sebagai tanda penghormatan. Tamu biasanya
disuguhi makanan khas daerah dan diajak untuk duduk bersama dengan tuan rumah.
Ini menciptakan suasana yang hangat dan akrab, serta mencerminkan nilai-nilai
keramahtamahan yang tinggi dalam budaya Jawa. Selain itu, dalam budaya Jawa,
interaksi sosial sering kali dimulai dengan percakapan santai dan ramah. Tamu
diajak untuk berbincang-bincang, berbagi cerita, dan saling mengenal satu sama
lain. Suku Jawa akan menunjukkan pentingnya membangun hubungan sosial yang baik
dan menjaga komunikasi yang harmonis antara tuan rumah dan tamu. Prinsip “tepa
selira” atau toleransi adalah bagian dari cara pandang yang mereka pegang.
Awalnya,
saya merasa canggung dan tidak terbiasa dengan kehadiran minuman-minuman ini di
setiap acara. Namun, seiring berjalannya waktu, saya mulai memahami bahwa ini
adalah bagian penting dari budaya dan tradisi masyarakat setempat. Mereka
memandang arak dan tua bukan hanya sebagai minuman, tetapi juga sebagai simbol
pertemanan dan cara untuk menunjukkan keramahan kepada tamu. Pengalaman ini
memberi saya wawasan berharga tentang pentingnya memahami dan menghargai
perbedaan budaya. Saya belajar bahwa setiap budaya memiliki caranya sendiri
dalam menunjukkan rasa hormat dan keakraban, dan penting bagi kita untuk
terbuka dan menghormati kebiasaan tersebut. Pengalaman ini juga mengajarkan
saya bahwa komunikasi antar budaya memerlukan kesabaran, keterbukaan, dan
keinginan untuk belajar dari orang lain.
Kesimpulan
Selain
berfokus pada kesamaan budaya di antara masyarakat, penting juga untuk
mengenali, memahami, dan menghormati perbedaan budaya yang ada di masyarakat.
Budaya menghasilkan keyakinan, nilai, dan perilaku yang berbeda-beda terhadap
individu yang berbeda. Memahami dan menghormati perbedaan budaya tersebut dapat
mengembangkan kesadaran antar budaya dengan etika.
Daftar
Pustaka
Samovar,
L. A., Porter, R. E., McDaniel, E. R., & Roy, C. S. (2017). Communication
Between Cultures, Ninth Edition (9th Edition). Cengage Learning, 2016.
Penulis: Hannelia Christa Shallomitha/ Mahasiswa Universitas Atma Jaya Yogyakarta
Tidak ada komentar