Breaking News

Pemanfaatan Tanaman Obat Tradisional Untuk Suplementasi Komplementer Hiperurisemia

 

Gambar Tanaman Cakar Setan, Jelatang dan Ceri

Nektarnews.com – Hiperurisemia merupakan suatu kondisi di mana terjadi peningkatan kadar asam urat dalam tubuh yang melewati batas normal. Penderita hiperurisemia memiliki risiko yang tinggi untuk terjadinya penimbunan kristal monosodium urat pada persendian yang kemudian dapat berkembang menjadi arthritis gout. Kristal tersebut juga dapat mengendap dan membentuk batu pada ginjal dan daerah di sekitar ginjal sehingga meningkatkan risiko terjadinya pembentukan batu saluran kemih.

Pengobatan konvensional untuk hiperurisemia melibatkan penggunaan obat penurun urat, perubahan pola makan, dan modifikasi gaya hidup. Namun, obat herbal telah digunakan sebagai terapi alternatif atau komplementer hiperurisemia untuk meringankan gejala dan meningkatkan kualitas hidup.

Obat herbal telah digunakan selama berabad-abad sebagai obat alami untuk berbagai kondisi kesehatan, termasuk hiperurisemia. Hiperurisemia adalah suatu kondisi medis yang ditandai dengan tingginya kadar asam urat dalam darah, yang dapat menyebabkan pembentukan kristal urat pada persendian dan jaringan sehingga menimbulkan nyeri dan peradangan.

Dalam beberapa tahun terakhir, terdapat peningkatan minat terhadap penggunaan obat herbal sebagai terapi tambahan untuk hiperurisemia. Beberapa tanaman herbal telah diteliti potensi manfaatnya dalam menurunkan kadar asam urat dan mengatasi gejala hiperurisemia. Tumbuhan tersebut antara lain Cakar Setan (Harpagophytum procumbens), Kunyit (Curcuma longa), Jahe (Zingiber officinale), Jelatang (Urtica dioica) dan Ceri (Prunus spp.) Tanaman-tanaman tersebut dapat mengurangi hiperurisemia dan risiko gout artritis dengan berbagai mekanisme seperti

memiliki sifat anti-inflamasi, antioksidan dan analgesik, menghambat produksi asam urat, dan mengurangi peradangan pada persendian. Selain itu, herbal tersebut dapat  membantu menurunkan kadar asam urat dan mengurangi frekuensi serangan asam urat pada individu dengan hiperurisemia.

Bagian Biokimia dan Kimia Medik FK Unsri yang terdiri dari Medina Athiah, Subandrate, Fatmawati, Safyudin, dan Sadakata Sinulingga memberikan edukasi kepada mahasiswa kesehatan di Kota Palembang tentang manfaat tanaman obat tradisional Indonesia untuk hiperurisemia. Mahasiswa diperkenalkan pada herbal medicine untuk hiperurisemia.  Indonesia merupakan negara beriklim tropis yang terletak pada garis katulistiwa sehingga memiliki keanekragaman hayati. Banyak tanaman di hutan tropis indonesia yang dapat dimanfaatkan sebagai obat, salah satunya untuk suplementasi komplementer hiperurisemia.

Obat herbal menawarkan manfaat potensial bagi individu dengan hiperurisemia. Cakar Setan, kunyit, jahe, jelatang, dan ceri adalah beberapa tanaman herbal yang telah diteliti potensi efek anti-inflamasi dan penurun asam uratnya. Namun, penting untuk diingat bahwa pengobatan herbal harus digunakan di bawah bimbingan ahli kesehatan, karena dapat berinteraksi dengan obat tertentu atau memiliki efek samping. Pemberian edukasi diharapkan memberikan pemahaman yang benar kepada mahasiswa kesehatan untuk tidak melupakan obat tradisonal Indonesia dan dapat memanfaatkannya secara bijaksana (Medina Athiah, Subandrate, Fatmawati, Safyudin, dan Sadakata Sinulingga).

Tidak ada komentar