Breaking News

Peran dan Tantangan Sensus Pertanian 2023 dalam Inventarisasi Gas Rumah Kaca

 

Perubahan iklim sudah dirasakan oleh seluruh dunia saat ini. Kenaikkan suhu rata-rata slobal meningkat secara signifikan selama beberapa decade terakhir. Mengutip dari European Union official website, penyebab perubahan iklim yang pertama berasal dari gas-gas rumah kaca (GRK). Beberapa gas di atmosfer bumi bertindak seperti kaca di rumah kaca yaitu dengan memerangkap panas matahari dan menghentikannya agar tidak bocor kembali ke angkasa. Banyak dari gas-gas ini terjadi secara alami dan menjadi penyebab perubahan iklim global. Ini membuat aktivitas manusia meningkatkan konsentrasi beberapa di antaranya di atmosfer, khususnya: Karbon dioksida (CO2), metana, dinitrogen oksida, dan gas berfluorinasi.

Dampak yang ditimbulkan dari GRK menyebabkan pemanasan global serta perubahan iklim yang dirasakan oleh berbagai sektor seperti sektor pertanian. Peningkatan suhu rata-rata dan perubahan pola curah hujan yang tidak menentu berpengaruh terhadap ketersediaan sumber daya air serta peningkatan serangan hama dan penyakit pada tanaman sehingga berimbas terhadap gagal panen yang sudah terjadi di beberapa wilayah di Indonesia. Sektor pertanian merupakan penerima dampak dari GRK, namun faktanya menurut data inventarisasi GRK Tahun 2018 milik Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) menyatakan bahwasannya sektor pertanian merupakan penyumbang GRK sekitar 11% di atmosfer bumi. Data inventaris GRK sangat penting untuk mengetahui kontribusi emisi, mengembangkan strategi mitigasi yang tepat, mengevaluasi efektivitas Tindakan, pemantauan perubahan, dan menginformasikan kebijakan dan pengambilan keputusan yang tepat. Pengumpulan data inventarisasi GRK memiliki hubungan yang relevan dengan sensus pertanian 2023.

Sensus pertanian 2023 (ST2023) berlatar belakang sesuai Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 1997 tentang statistik, penyelenggaraan sensus dilakukan setiap 10 tahun sekali, termasuk Sensus Pertanian pada setiap tahun berakhiran angka 3 (tiga). ST2023 hadir untuk menjawab isu pertanian nasional dan global. Tidak hanya itu, ST2023 akan memetakan berbagai permasalahan pertanian dan pangan di Indonesia yang sedang terjadi sekarang untuk kemudian akan dimanfaatkan sebagai sumber pengambilan kebijakan oleh pemerintah melalui kementerian dan lembaga terkait. Berdasarkan latar belakang di atas bahwasannya ST2023 dengan inventarisasi GRK memiliki sinergi yang kuat sebagai upaya mitigasi perubahan iklim untuk menjawab isu global. ST2023 memiliki peran penting serta tantangan tersendiri terhadap inventarisasi GRK.

Peran penting ST2023 bagi inventarisasi GRK yaitu:

Mengumpulkan Data Emisi GRK: Sensus Pertanian dapat mengumpulkan data tentang praktik pertanian yang berkontribusi terhadap emisi GRK, seperti penggunaan pupuk nitrogen, pengelolaan limbah ternak, dan kegiatan pertanian lainnya yang melibatkan penggunaan energi fosil. Data ini penting untuk menghitung total emisi GRK dari sektor pertanian dan menganalisis pola kontribusi sektor ini terhadap perubahan iklim.

Identifikasi Potensi Mitigasi: Dengan data inventarisasi GRK yang dikumpulkan, Sensus Pertanian dapat membantu mengidentifikasi potensi mitigasi dalam sektor pertanian. Data ini akan memberikan dasar untuk merancang strategi dan kebijakan yang berfokus pada pengurangan emisi GRK melalui perubahan praktik pertanian, penggunaan teknologi hijau, atau diversifikasi sumber energi.

Memetakan Perubahan Penggunaan Lahan: Sensus pertanian dapat memberikan informasi tentang perubahan penggunaan lahan pertanian dari waktu ke waktu. Hal ini membantu dalam memahami perubahan dalam pola penggunaan lahan, termasuk deforestasi, konversi lahan pertanian menjadi kawasan perkotaan, atau perubahan lainnya yang berdampak pada perubahan iklim. Data ini dapat digunakan untuk merancang kebijakan yang mempromosikan keberlanjutan dan mitigasi perubahan iklim.

Pengembangan Kebijakan Pertanian Berkelanjutan: Data inventarisasi GRK dari Sensus Pertanian dapat menjadi acuan penting dalam merumuskan kebijakan pertanian berkelanjutan. Data tersebut akan memberikan pemahaman yang lebih baik tentang kontribusi sektor pertanian terhadap perubahan iklim dan membantu dalam mengidentifikasi sektor-sektor yang memerlukan perhatian khusus untuk mencapai pertanian yang lebih ramah lingkungan.

Evaluasi Praktik Pertanian Berkelanjutan: Sensus pertanian dapat membantu dalam mengevaluasi efektivitas praktik pertanian berkelanjutan dalam mengurangi emisi GRK dan meningkatkan ketahanan terhadap perubahan iklim. Dengan mengumpulkan data tentang penggunaan pupuk organik, pengelolaan air, praktik konservasi tanah, dan lainnya, dapat dilakukan penilaian terhadap praktik-praktik tersebut dan merancang kebijakan yang mendorong adopsi praktik berkelanjutan.

Tantangan yang akan dihadapi dalam ST2023 terkait data inventarisasi GRK antara lain:

Kompleksitas dan Keragaman Pertanian: Pertanian memiliki beragam praktik dan sistem produksi yang dapat berkontribusi terhadap emisi GRK. Tantangan utama adalah mengidentifikasi dan mengumpulkan data yang representatif dari berbagai jenis pertanian yang ada di seluruh wilayah Indonesia. Pengelolaan data yang akurat dan representatif menjadi kunci dalam menghasilkan hasil yang dapat dipercaya dan relevan.

Kesadaran dan Keterlibatan Petani: Petani mungkin belum sepenuhnya menyadari kontribusi mereka terhadap emisi GRK atau mungkin memiliki keterbatasan akses terhadap informasi terkait mitigasi. Penting untuk melakukan kampanye penyuluhan dan kesadaran yang efektif untuk memastikan partisipasi petani dalam memberikan data yang akurat dan membangun kesadaran akan peran mereka dalam mengurangi emisi GRK.

Koordinasi dan Kolaborasi antar Lembaga: Inventarisasi GRK dalam sektor pertanian membutuhkan kolaborasi yang erat antara berbagai lembaga dan stakeholder terkait. Koordinasi yang efektif diperlukan untuk memastikan pengumpulan data yang terkoordinasi, pertukaran informasi, dan analisis yang holistik. Sinergi antara lembaga pertanian, lingkungan, dan perubahan iklim sangat penting dalam menangani tantangan ini.

Dalam rangka mengatasi perubahan iklim, inventarisasi gas rumah kaca dari sektor pertanian menjadi begitu penting untuk dikaji secara mendalam, dan sensus pertanian 2023 memiliki peran yang signifikan dalam mengumpulkan data yang diperlukan. Melalui kombinasi data dari kedua sumber ini, dapat dikembangkan kebijakan dan tindakan yang lebih efektif seperti merumuskan strategi mitigasi yang lebih efektif dalam mengurangi emisi gas rumah kaca dan mendorong pertanian yang berkelanjutan.

 Penulis Yuni Yolanda, S.Pi., M.Si/ (Dosen Teknik Lingkungan UTS)


Tidak ada komentar