Breaking News

Peran Pelajaran Sastra Tingkat SMP dalam Meningkatan Minat Membaca Siswa

 


Allah menciptakan sesuatu yang dihendaki dengan mudah, misal penciptaan langit dan bumi selama tujuh hari. Kurang dari tujuh hari pun sebenarnya mudah bagi Allah. Tetapi, Allah memberikan proses agar menjadi pembelajaran bagi manusia. Sehingga secara tidak langsung menyadarkan manusia bahwa proses dan hasil memiliki posisi yang sama penting. Jika berbicara mengenai pendidikan, beberapa pendidik justru menganggap bahwa proses yang terjadi lebih berharga daripada hasil itu sendiri. Bukankah pepatah juga mengatakan bahwa proses tidak akan mengkhianati hasil?

Berbicara mengenai proses terjadinya sesuatu, masa-masa SMP merupakan perpindahan perubahan karakter dari anak-anak menuju remaja. Kenyataannya masih banyak siswa SMP layaknya siswa SD. Masih suka bermain dari pada belajar. Jika dirata-rata antara kebutuhan bermain dan membaca, dipastikan hampir 80% mereka gunakan untuk bermain. Sedangkan 20% digunakan untuk membaca. Mereka mau untuk membaca pun terkadang disuruh guru mereka atau memang menjelang ujian. Realita itu membuktikan minat membaca siswa masih tergolong rendah.

Berdasarkan studi “Most Littered Nation In the World” yang dilakukan oleh Central Connecticut State Univesity, Indonesia dinyatakan menduduki peringkat ke-60 dari 61 negara soal minat membaca. Indonesia persis berada di bawah Thailand (59) dan di atas Bostwana (61). Berdasarkan permasalahan itu, pemerintah bertindak cepat melakukan evaluasi. Sehingga mendapati permasalahan-permasalahan diantaranya : 1). Siswa lebih senang bermain dan menonton animasi daripada membaca 2). Buku teks pelajaran kurang diminati karena sedikit cerita menariknya 3). Ketidaknyamanan siswa karena ada unsur paksaan untuk membaca. Sebab itu, ketika pemerintah meresmikan kurikulum 2013 yang baru. Pelajaran bahasa Indonesia khususnya tingkat SMP lebih banyak berupa teks seperti cerita fabel, cerita fantasi, dan puisi. Hal itu bertujuan agar anak memiliki minat membaca. Lalu, bagaimana korelasi bahwa sastra mampu menumbuhkan minat membaca siswa?

Terdapat beberapa alasan yang membuktikan bahwa sastra mampu menumbuhkan minat membaca siswa. Pertama, sastra lebih bersahabat. Seperti yang diketahui bahwa fokus awal pemerintah melahirkan kurikulum 2013 dipelajaran bahasa Indonesia adalah meningkatkan membaca siswa. Oleh karena itu, adanya bacaan sastra seperti puisi, cerita fabel, maupun novel pilihan diharapkan mampu memancing minat siswa untuk membaca. Juga mengatasi permasalahan siswa tentang minat membaca.

Kedua, sastra itu berisi tentang keindahan. Bisa dibayangkan jika materi sastra dikemas dengan baik. Contohnya guru menyampaikan secara lisan cerita harry poter sehingga memancing siswa untuk membaca novelnya. Maka  di sinilah unsur keindahannya muncul. Apalagi terdapat apresiasi dari guru bagi siswa yang membaca buku sastra paling banyak. Secara bertahap akan mengatasi permasalahan minta membaca siswa.

Ketiga, lomba sastra banyak diminati. Pada zaman yang dikuasai teknologi ini, lomba menulis sastra banyak diselenggarakan. Baik itu diselenggarakan oleh penerbit, instansi sekolah, maupun program pemerintah. Beberapa lomba seperti menulis puisi, menulis cerpen maupun menulis kisah diadakan penerbit lewat media sosial seperti facebook, instagram, twitter, hingga wattpad. Sebelum siswa membuat karya untuk mengikuti lomba tentu mereka dituntut untuk banyak membaca. Secara tidak langsung proses seperti itu akan menumbuhkan minat membaca.

Keempat, perpustakaan menyediakan banyak buku sastra. Perpustakaan sekolah, perpustakaan keliling, dan perpustakaan kota. Tentu itu bukan lagi sesuatu yang jarang didengar. Setiap perpustakaan memiliki buku sastra yang lebih. Bahkan saat car free day perpustakaan keliling dikonsep menarik dan stay menemani di taman kota. Koleksi buku sastra biasanya lebih banyak karena memang sasarannya untuk anak remaja seperti anak SMP.

Kelima, pertama harus sastra selanjutnya boleh lainnya. Jika sastra sudah berhasil meningkatkan membaca siswa hingga mampu membuat karya. Selanjutnya guru boleh memperkenalkan siswa mengenai tulisan yang berbobot lainnya. Mereka akan mampu beradaptasi karena kecintaan siswa akan kebutuhan membaca sudah terbentuk.

Berdasarkan beberapa alasan tersebut. Besar harapan agar sekolah mendukung penuh pelajaran sastra khususnya tingkat SMP. Sehingga masalah pribadi dalam minat membaca siswa sudah teratasi. Pada hal ini, Sekolah saja tidak akan sanggup tanpa ada peran dari pemerintah. Pemerintah bisa berperan dengan memberikan wadah berupa lomba menulis sastra. Kalau bisa ada program beasiswa bagi siswa yang produktif membuat karya. Sebab peran pelajaran sastra sangat vital agar menumbuhkan minat membaca siswa.  

 


Tidak ada komentar